Ia sangat dikenal karena dalam masa kepemimpinannya
Tapi, saat usia 16 tahun, dan bermain jailangkung, ia mendapat jawaban, kelak akan menjadi mayor. Celakanya, ia justru percaya. Saat ada pembukaan kesempatan menjadi prajurit Pembela Tanah Air, ia segera melamar ke PETA. Bersama beberapa rekannya, ia diterima, dan diberangkatkan ke Bogor. Selama pendidikan, ia terkenal sebagai perwira yang paling nakal dan pelanggar peraturan. Saat agresi Belanda II, ia menjabat wakil Komandan Sub-Wehkreise di Malang, dan mendapat perintah dari Panglima Komando Jawa, Kolonel Nasution untuk melakukan perang wingate, sebuah strategi yang dilakukan Jenderal Wingate asal Burma, mirip dengan strategi gerilya. Ia sukses.
Soemitro kemudian diangkat menjadi Komandan Batalyon I di Malang. dan ia ditantang Mayjen Bambang Sugeng untuk membersihkan segitiga Sidoarjo, Mojokerto dan Pasuruan. Enam bulan kemudian dia berhasil membersihkan para laskar liar, dan diperhadapkan dengan Bung Karno, yang saat itu berada di Sidoarjo.
Pendidikannya HIS, MULO, Peta (1944), Seskoad Bandung (1952), Sekolah Lanjutan Perwira II (1958), Advanced Course, Fort Benning, AS (1958), Sesko ABRI (1963), Fuhrungs Akademi der Bundeswehr, Hamburg, Jerman Barat (1965). Karir militernya, Komandan Peleton Daidan Fukukan Probolinggo (1944), Ketua BKR Probolinggo (1945), Danton Yon I Probolinggo (1945-1947). Wadan Yon II Brigade I Divisi VIII/Brawijaya (1948), Komandan Militer Kota Malang (1948-1949), Asisten II Kodam VIII/Brawijaya (1952), Kepala Staf Resimen 18 Kodam VIII (1953-1954), Komandan Resimen 18 Kodam VIII (1955-1956), Dosen Seskoad (1956), Komandan Pusat Kesenjataan Infantri, Bandung (1959-1962), Ketua Dewan Perencana AD (1963), Pangdam IX/Mulawarman (1965), Asisten II Menpangad merangkap Pangdam VIII/Brawijaya (1965- 1966), Deputi Operasi Menpangad (1967-1969), Kastaf Hankam (1969-1970). Wakil Pangkopkamtib (1969-1970), Pangkopkamtib/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar