Selasa, 20 Oktober 2015

Penyerahan Kekuasaan Pemerintah Soekarno

Pidato Jendral Suharto dihadapan anggota-anggota DPR-GR RI di Jakarta akhir Pebruari 1967 tentang Penyerahan Kekuasaan Pemerintahan dari Presiden Sukarno dan wawancara wartawan asing dengan Menlu/Waperdam Adam Malik. Rekaman wartawan asing.

Nasakom

Nasakom adalah ideologi utama dari Soekarno untuk menopang kekuasaannya setelah setelah Masjumi dan PSI dibubarkan.
Partai Masjumi, PSI, Murba adalah sangat anti PKI. Tiga partai ini dibubarkan BK karena tak setuju dengan komunisme yang dipimpin Cina dan Rusia

Nasakom adalah ideologi utama dari BK untuk menopang kekuasaannya setelah Masjumi dan PSI, Murba dibubarkan. 
Golkar didirikan olen perwira perwira yang tak setuju komunis, Kosgoro, MKGR, soksi dan kemudian bergabung pula mahasiswa/pelajar Islam HMI yang sangat dibenci PKI
Sekitar tahun 1963 sd. 1965 Lagu wajib di semua stasiun RRI sehabis warta berita nasional/daerah (belum ada siaran televisi) diwajibkan untuk memutar lagu "Nasakom Bersatu, hancurkan kepala batu dst ....!"

Golkar: Sejarah Yang Hilang.

20 Oktober 2015, GOLKAR 51 tahun. Saya jadi inget bukunya David Reeve, " GOLKAR sejarah yang hilang " . Tidak banyak yang tahu bahwa Golongan Karya atau akrab diakronimkan menjadi Golkar, ternyata didirikan oleh Soekarno. Inilah pendapat yang disampaikan David Reeve, penulis buku 'Golkar: Sejarah yang Hilang' (Komunitas Bambu: 2013), saat peluncuran bukunya di Menteng, Jakarta (18/10/2013). 

Reeve merupakan profesor dari University of New South Wales (UNSW), Sydney, Australia yang melakukan penelitian tentang partai Golkar di Indonesia. Ia mengungkapkan, ide pendirian Partai Golkar didorong Soekarno yang mengusulkan untuk 'mengubur' partai-partai pasca-pemilu perdana tahun 1955. "Tidak banyak yang mengingat Soekarno mengusulkan dan menggantikan partai-partai tersebut dengan Golkar, yang pada saat itu dikenal sebagai golongan fungsional," papar Reeve. 

Lantas apa cara kerja politik dari golongan fungsional itu menurut Soekarno? "Konsep ini mewakili golongan yang memiliki 'fungsi kolektif' dalam masyarakat, misalnya seorang petani bisa saja berideologi nasionalis, komunis, maupun Islam, mereka juga bisa berasal dari mana saja, Jawa, Sumatera, Sulawesi dan lain sebagainya, namun dari perbedaan itu, harus dicari mana yang paling mendekati atau menyamakan mereka," kata Reeve. Dalam pandangan Reeve, sistem perpolitikan Soekarno tersebut membagi dua golongan rakyat, yaitu petani dan buruh. Kedua golongan inilah yang diistilahkan Soekarno sebagai 'Golongan Karya' di tahun 1959. 

Oleh karena nya, Reeve merasa aneh, kenapa Golkar dianggap lahir pada tahun 1964. "Ini telah menjadi tradisi yang ganjil bagi Golkar, bila kelahirannya dilihat pada tahun 1964, harusnya lebih tepat 6 tahun sebelumnya," ungkapnya. Selain itu, profesor berjenggot lebat itu juga menyayangkan peran Soekarno yang dilupakan dalam sejarah sebagai pendirian Golkar.

 "Dari Soekarno lah Golkar itu ada, sebelum akhirnya gagasan itu direbut Angkatan Darat untuk selanjutnya dipakai sebagai senjata anti-Partai Komunis Indonesia (PKI) sekaligus anti-Soekarno," lanjut Reeve. Sumber, TRIBUNLAMPUNG.CO.ID-

Pemerintahan Presiden Jokowi Menginjak 1 Tahun.

Hari ini pemerintahan Presiden Jokowi berumur 1 tahun sejak pelantikannya tanggal 20 Oktober 2014. Tanggapan dari berbagai pihak muncul khususnya dari pihak Parlemen. Seperti sebuah negara dengan konstitusi liberal, beliau dipantau oleh media yang pro dan kontra lengkap dengan pencitraan grafik dan sebagainya. Saya jadi ingat kira-kira 2 bulan setelah pelantikan Presiden RIS Soekarno, pada tanggal 15 Februari 1950 diadakanlah pembukaan parlemen RIS di bekas gedung Concordia Lapangan Banteng (gedung ini sekarang sudah raib) . Melihat ini saya terharu, kita bangga, kita optimis dan tidak ada yang tidak mendukung.....Soekarno Presiden kita semua. Berhasilkan Soekarno dalam kegiatan pemerintahannya ? Bukalah buku sejarah ? Selamat menonton...

Presiden Soekarno Berkunjung ke Polandia.

Hubungan diplomatik Indonesia dan Polandia terjalin sejak Polandia mengakui kedaulatan RI pada tahun 1950. Kemudian pada tahun 1956, Polandia lebih dahulu membuka Kedutaan Besar Polandia di Jakarta.
Nah, kalau KBRI Warsawa kapan dibukanya?
KBRI di Warsawa, Polandia resmi  dibuka pada tahun 1960 setelah kunjungan Presiden Soekarno ke Polandia pada tahun 1959. Duta Besar pertama RI untuk Polandia adalah Bpk. Adam Malik.

Jenderal Soemitro

Jenderal (Purnawirawan) Soemitro , lahir di Probolinggo, 13 Januari 1927 meninggal di Jakarta, 10 Mei 1998 pada usia 71 tahun. Beliau adalah seorang jenderal yang berpengaruh di masanya. Jabatan penting yang pernah dipegangnya adalah sebagai Wakil Panglima ABRI dan Pangkopkamtib.

Ia sangat dikenal karena dalam masa kepemimpinannyameletus peristiwa Malari, yang mengakibatkan pengunduran dirinya dari militer. Ayahnya kasir di Pabrik Gula Gending, yang juga aktifis PNI. Ibunya hanya wanita rumah tangga biasa. Ia besar di pondok pesantren.

Tapi, saat usia 16 tahun, dan bermain jailangkung, ia mendapat jawaban, kelak akan menjadi mayor. Celakanya, ia justru percaya. Saat ada pembukaan kesempatan menjadi prajurit Pembela Tanah Air, ia segera melamar ke PETA. Bersama beberapa rekannya, ia diterima, dan diberangkatkan ke Bogor. Selama pendidikan, ia terkenal sebagai perwira yang paling nakal dan pelanggar peraturan. Saat agresi Belanda II, ia menjabat wakil Komandan Sub-Wehkreise di Malang, dan mendapat perintah dari Panglima Komando Jawa, Kolonel Nasution untuk melakukan perang wingate, sebuah strategi yang dilakukan Jenderal Wingate asal Burma, mirip dengan strategi gerilya. Ia sukses. 

Soemitro kemudian diangkat menjadi Komandan Batalyon I di Malang. dan ia ditantang Mayjen Bambang Sugeng untuk membersihkan segitiga Sidoarjo, Mojokerto dan Pasuruan. Enam bulan kemudian dia berhasil membersihkan para laskar liar, dan diperhadapkan dengan Bung Karno, yang saat itu berada di Sidoarjo. 

Pendidikannya HIS, MULO, Peta (1944), Seskoad Bandung (1952), Sekolah Lanjutan Perwira II (1958), Advanced Course, Fort Benning, AS (1958), Sesko ABRI (1963), Fuhrungs Akademi der Bundeswehr, Hamburg, Jerman Barat (1965). Karir militernya, Komandan Peleton Daidan Fukukan Probolinggo (1944), Ketua BKR Probolinggo (1945), Danton Yon I Probolinggo (1945-1947). Wadan Yon II Brigade I Divisi VIII/Brawijaya (1948), Komandan Militer Kota Malang (1948-1949), Asisten II Kodam VIII/Brawijaya (1952), Kepala Staf Resimen 18 Kodam VIII (1953-1954), Komandan Resimen 18 Kodam VIII (1955-1956), Dosen Seskoad (1956), Komandan Pusat Kesenjataan Infantri, Bandung (1959-1962), Ketua Dewan Perencana AD (1963), Pangdam IX/Mulawarman (1965), Asisten II Menpangad merangkap Pangdam VIII/Brawijaya (1965- 1966), Deputi Operasi Menpangad (1967-1969), Kastaf Hankam (1969-1970). Wakil Pangkopkamtib (1969-1970), Pangkopkamtib/Wapangab (1971-1974), Komisaris Utama Rigunas Group (1979-1998).

Senin, 19 Oktober 2015

Monumen Van Heutsz

PATUNG KEPALA ITU MASIH TERSIMPAN ?. Alkisah ada sebuah monumen tepatnya di jalan Cut Mutia sekarang di Jakarta, bernama Van Heutsz Monument (Monumen Van Heutsz). Pada zaman Jepang, lalu pada zaman Indonesia merdeka dibongkar. Pada tanggal 18 Februari 2015 bertempat di Museum Bronbeek Belanda ada pameran ‘Oorlog! Van IndiĆ« tot IndonesiĆ«’ dimana sebagian sisa patung monumen diatas dipamerkan. Sungguh menarik untuk juga diketahui oleh masyarakat Indonesia ? Adapun keterangannya dalam artikel penerbitan Java Post (http://javapost.nl/2015/02/18/oorlog-van-indie-tot-indonesie/) yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris (versi google) : Bronbeek opens new exhibition. The Van Heutsz monument in Jakarta was a masterpiece of Dutch sculpture by Dudok and Vargas. In 1953 it was demolished. Preservation Officer Robert Easton of the bronbeek museum was the debris of the monument on. they are a donation of Mrs Koosje van der Peijl-Nagi and Gerard Hoogland. They will be on display in the exhibition ' war! From Dutch East India to Indonesia 1945/1950 '. The monument is from the idea formation in 1924 to the demolition have been controversial. Johannes Benedictus van Heutsz (1851-1924) was the Commander of the KNIL, die hard was acting against the guerrillas in Indie. Partly because of his performance were order, peace and prosperity. Dutch East Indies under his authority was a political unit. The discussion whether he was a hero or villain, is to present both in Indonesia and Netherlands. What travel completed the monumental fragments? The father of Koosje van der Peijl-Nolte was driving during the Bersiap period in Jakarta along the Heutszmonument's. He saw that pemoeda's were working the image to blow up. He got out and asked for a number of Heads of the image. In Exchange for cigarettes he took the pieces with it. The images then layers a time when Koosjes mother in the garden in Indonesia. When she remarried with Mr W.H.Hoogland and and they moved to Netherlands they took the pieces with it. They saw the value of the monument in and were pleased that something from all over left off. Then went the images with Koosje to England because they are beautiful in the garden was made. Since they have 46 years in their garden in London.
On the pictures you can see we the monument in different phases: in full glory for the war, shortly after the Proklamasi in 1945 and finally the debris as they are in London in the garden layers at Koosje van der Peijl-Nagi and her husband. With the exhibition ' war! From Dutch East Indie to Indonesia ', opened today the museum, 70 years on, the decolonization period from 1945 in perspective. Also the complex story and the position of the KNIL is well covered. For visitors there is a free exhibition newspaper, with historical backgrounds and practical help in finding information about the own family.
The exhibition lasts until 3 January 2016. In the course of this year different activities around decolonization. Foto terlampir Monumen Van Heutsz zaman baheula dan patung yang sedang dipamerkan di Bronbeek.

Komposisi patung-patung ini katanya bercerita, dikala van Heutsz berkuasa maka lengkaplah wilayah Hindia Belanda dari Sabang sampai Merauke itu. Lalu digambarkan kalau orang Jawa dengan model seorang pemuda sedang duduk diatas gajah akan memerintah dikelak kemudian hari setelah pihak kolonial angkat kaki. Tentu saja ini setelah orang pribumi dididik dan dilatih sehingga berkemampuan untuk memerintah negeri. Disekeliling patung adalah anak negeri dalam wilayah nusantara yang makmur. Dibelakang ada patung 3 orang pemuda pelengkap dari Aceh sampai Irian. Baru diatasnya ada patung Gubernur Jenderal van Heutsz ? Pintar juga Belanda kolonialis kala itu bikin pencitraan ini, yang mungkin maksudnya bener juga mengingat karena datangnya zaman Jepang, tidak ada kesempatan lagi untuk melatih orang Indonesia sehingga pandai mengatur negeri ? Foto Pak Heutsz (yang juga tokoh perang Aceh) zaman berkuasa sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda 1904 - 1909.

Sabtu, 17 Oktober 2015

Orang-orang Terlupakan Dalam Proklamasi

Iwan Satyanegara Kamah – Jakarta

SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA DAN DATO MUDA ASSAAT
Dua presiden Indonesia yang menjaga proklamasi

ADA sebuah dosa bangsa Indonesia yang tidak termaafkan. Mereka, termasuk saya sendiri, berpura-pura dan memang tidak mau tahu dengan sebuah fakta sejarah.
Dosa itu adalah kita tidak mau mengakui dua putra bangsa terbaik pernah menjadi presiden Indonesia. Nah lho! Mengapa ini bisa terjadi?
Bila kita ingin jujur dan berpikir sederhana, negara Republik Indonesia lahir pada 17 Agustus 1945. Waktu negara ini diumumkan kelahirannya kepada semua mahluk sejagat raya di sebuah ruang tamu yang tak jauh dari rel kereta api, Soekarno berdoa dengan mulut komat-kamit dan merem melek sambil menadahkan tangan keatas. Dia berdoa agar negara yang baru beberapa menit diumumkan kelahirannya, dapat hidup selamanya dan abadi. Apakah benar Republik Indonesia abadi dan kekal?
Jawabannya cuma dua. Kalau kita mengakui dua orang yang bernama SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA dan DATO MUDA ASSAAT sebagai presiden Indonesia, maka benar Republik Indonesia kekal abadi tanpa sedetikpun pernah mati! Namun jika kita tidak mengakui dua orang tersebut sebagai presiden Indonesia, maka negara yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 pernah mati dan hilang entah ke mana bagai kapur barus.
Artinya, bahwa Republik Indonesia adalah negara jadi-jadian yang mirip mahluk halus. Pernah lahir, lalu mati dan hidup lagi, lalu mati dan hidup lagi. Ya seperti mahluk jadi-jadian. Kenyataannya tidak seperti itu! Republik Indonesia yang lahir sejak 17 Agustus 1945 tidak pernah mati sedetikpun, karena jasa SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA dan DATO MUDA ASSAAT.
Tulisan ini tidak akan menceritakan siapa dua putra terbaik itu, tetapi hanya ingin mengenang dan mengingatkan, bahwa tanpa mereka berdua, Republik Indonesia pernah mati dan hilang dari peta dunia. Mirip seperti negara Polandia yang dihilangkan dari peta dunia oleh Jerman, ketika diserbu, dibinasakan dan dijermankan oleh Hitler. Maaf saja, Indonesia tidak seperti itu dan tidak akan pernah menjadi seperti itu.
Bagaimana mereka berdua bisa dikatakan sebagai penjaga proklamasi? Jawaban sangat sederhana. Mereka pernah menjadi presiden Republik Indonesia di saat negara ini berada dalam situasi comma atau tak berdaya sama sekali. Tanpa mereka berdua, mudah sekali untuk mengatakan, “Indonesia sudah mati!”.
Sederhana sekali untuk menjelaskan bagaimana SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA dan DATO MUDA ASSAAT menjaga proklamasi 17 Agustus 1945 dengan keberanian dan pengabdian yang tulus.
17 AGUSTUS 1945
Republik Indonesia lahir. Tidak punya presiden, tidak punya wakil presiden, tidak punya kabinet, tidak punya parlemen, tidak punya tentara, tidak punya sistem moneter dan tidak punya apa-apa, apapun. Kecuali punya seorang Soekarno dan seorang Mohammad Hatta serta sebuah semangat dari 60 juta rakyat untuk hidup bernegara dengan damai.
18 AGUSTUS 1945 – 19 DESEMBER 1948
Republik Indonesia tertatih-tatih, lemah, digebuki oleh kekuatan asing, diacuhkan oleh dunia internasional sebagai sebuah bangsa baru, diejek dan dihina oleh Belanda dan diharamkan oleh Jepang. Tetapi Republik Indonesia tetap hidup, karena punya presiden dan wakil presiden yang jelas, berwibawa dan ragu-ragu diakui oleh dunia luar.
19 DESEMBER 1948 – 13 JULI 1949
Republik Indonesia dianggap sudah mampus oleh Belanda, karena ibukotanya sudah dikuasai. Presiden dan wakil presiden serta menteri-menterinya ditangkap dan diterbangkan ke Bangka dan juga ke Prapat, Sumatera Utara untuk dibuang, dikurung dan dinistakan.
Eitts…tunggu dulu! Kata siapa Republik Indonesia yang lahir 17 Agustus 1945 mati? Ada sel-selnya yang masih hidup. Seorang menteri yang kebetulan sedang berkunjung ke Sumatera Barat, punya inisiatif membentuk pemerintahan darurat RI, agar keberadaannya tetap ada sejak 17 Agustus 1945.
Orang itu bernama SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA. Dialah “the real President of Republic of Indonesia” saat itu. Bukan Soekarno! Soekarno, Hatta dan sejumlah menteri ditangkap. Bagaimana bisa menjalankan tugas sebagai presiden?
Jabatan SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA hanyalah Ketua Pemerintahan Darurat Republik Indonesia. Apapun nama jabatannya, secara de facto dialah presiden RI untuk masa 8 bulan. Bagaimana dia menjalankan pemerintahannya? Ya di hutan-hutan sekitar Bukittinggi.
13 JULI 1949 – 17 DESEMBER 1949
Republik Indonesia makin tampak menggeliat. Setelah melalui beberapa kali perundingan dengan pihak Belanda, akhirnya Soekarno dan Hatta bisa kembali ke Jogjakarta, ibukota negara, sebagai presiden dan wakil presiden kembali. Artinya, selama 8 bulan yang menjadi presiden RI adalah SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA. Buktinya, dia terbang dari ibukota sementara Republik Indonesia di Bukittinggi ke Jogjakarta. Di ibukota negara RI itu, dia menyerahkan kekuasaan kepada Soekarno pada 13 Juli 1949. Dengan demikian Soekarno dan Hatta menjadi presiden dan wakil presiden kembali.
17 DESEMBER 1949 – 15 AGUSTUS 1950
Republik Indonesia tetap ada. Namun banyak wilayahnya digerogoti oleh Belanda. Jadi sejak merdeka 17 Agustus 1945 dengan wilayah dari Sabang sampai Merauke belum terwujud, malah makin sempit. Wilayah RI hanya meliputi beberapa daerah di Jawa, Sumatera dan beberapa daerah lainnya. Selebihnya adalah daerah pendudukan Belanda, yang kemudian dijadikan negara-negara mini alias negara boneka. Ada negara Pasundan, negara Indonesia Timur dan lain-lain.
Nah, melalui perundingan di Den Haag, Belanda, disepakati bahwa Belanda sudah capek dan kelelahan ingin merebut dan menguasai Indonesia, seperti sebelum tentara Jepang datang mengusir mereka dengan nista. Akhirnya Belanda dengan berat hati mau mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia. Lho! Kita kan sudah merdeka 17 Agustus 1945 lalu. Tapi tunggu dulu…
Belanda mau mengakui kedaualatan Indonesia dalam bentuk serikat, bukan mengakui negara Republik Indonesia yang merdeka 17 Agustus 1945. Bagi mereka negara yang lahir tanggal itu adalah negara haram dan tak patut dianggap atau diakui dengan bentuk apapun.
Akhirnya, Belanda mengakui Indonesia dalam bentuk Republik Indonesia Serikat (RIS). Jadilah Indonesia seperti Amerika Serikat. Saat itu di dunia hanya ada dua negara serikat, yaitu United States of America dan United States of Indonesia. Lalu siapa presiden RIS? Ya Soekarno. Makanya, sebelum ditandatangani pengakuan kedaulatan Belanda pada 27 Desember 1949, Soekarno buru-buru dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia Serikat di keraton Jogjakarta pada 17 Desember 1949. Tujuannya, agar pada saat pengakuan kedaulatan nanti, sudah ada pihak yang diakui oleh Belanda, yaitu RIS dengan ibukota Jakarta dan presidennya Soekarno.
Lalu di mana Republik Indonesia yang merdeka 17 Agustus 1945? Ya ada meski wilayahnya secuil kue mangkok dengan ibukotanya di Jogjakarta. Siapa presidennya? Kan Soekarno sudah jadi presiden RIS? Nah, karena Indonesia sudah jadi RIS, maka isinya kumpulan negara-negara kecil. Mirip AS dengan 51 negara bagian. RIS inilah yang akan diakui Belanda yang terdiri dari 16 negara-negara mini.
1. Negara Republik Indonesia (merdeka 17 Agustus 1945)
2. Negara Indonesia Timur
3. Negara Pasundan
4. Negara Jawa Timur
5. Negara Madura
6. Negara Sumatera Timur
7. Negara Sumatera Selatan
8. Daerah Jawa Tengah
9. Daerah Bangka
10. Daerah Belitung
11. Daerah Riau
12. Daerah Istimewa Kalimantan Barat
13. Daerah Dayak Besar
14. Daerah Banjar
15. Daerah Kalimantan Tenggara
16. Daerah Kalimantan Timur
Tiap negara punya ibukota, presiden, parlemen dan sistem pemerintahan sendiri. Untuk RI yang merdeka 17 Agustus 1945, tetap ada dan tetap hidup meski wilayahnya kecil. Siapa presidennya? Presidennya adalah Mr. ASSAAT atau DATO MUDA ASSAAT. Kemana Soekarno dan Hatta? Mereka berdua sudah menjadi presiden dan perdana menteri RIS sejak 17 Desember 1949.
Makanya pada tanggal 29 Desember 1949, Soekarno kembali ke Jakarta yang dia tinggalkan selama 4 tahun. Dia datang kembali sebagai presiden RIS, bukan presiden RI yang diproklamasikan 17 Agustus 1945. Nah, kantornya adalah di Istana Merdeka dengan Jakarta sebagai ibukota RIS.
Ini artinya sejak 17 Desember 1949, Soekarno bukan lagi presiden RI dan yang menjadi presiden adalah Mr. ASSAAT. Jabatannya adalah Pemangku Sementara Presiden RI atau Acting Presiden RI. Terserah apapun nama jabatannya, Mr. ASSAAT adalah presiden RI untuk meneruskan keberadaan negara yang diproklamasikan 17 Agustus 1945 itu.
15 AGUSTUS 1950 – 22 FEBRUARI 1966
Republik Indonesia meski tetap ada dengan presidennya Mr. ASSAAT, tetapi tidak bisa sepenuhnya menerima perjanjian Konperensi Meja Bundar itu. Masak wilayah kita tidak seperti yang kita inginkan. Cuma secuil dan bukan dari Sabang sampai Merauke. Mulailah timbul gagasan untuk melebur negara-negara boneka yang jumlahnya 16 negara itu menjadi satu kembali, yaitu Republik Indonesia, seperti yang diproklamasikan 17 Agustus 1945.
Gagasan itu akhirnya terwujud dan semua negara boneka berjumlah 16 negara, sepakat melebur menyatu, menjadi Republik Indonesia. Masalahnya, kalau sudah melebur apakah hari peleburan itu dijadikan hari kemerdekaan? Ternyata tidak. Melebur disini sama seperti dengan penyatuan Jerman Barat dan Jerman Timur. Yang jadi negara hasil penggabunganan adalah Jerman Barat, dengan pemimpin, parlemen dan ibukota yang sama seperti yang dimiliki Jerman Barat sebelum penyatuan. Jadi,  A + B = A. Bukan menjadi AB atau C. Begitu juga dengan 16 negara RIS  yang melebur. A + B + C + … + N + O + P = A.
Nah, huruf A itu adalah Republik Indonesia yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945. Jadi waktu melebur bukan menjadi Negara Pasundan dengan ibukota Bandung. Bukan! Atau Negara Indonesia Timur! Bukan juga!
Negara Republik Indonesia adalah 1 dari 16 negara RIS yang paling dominan, berwibawa dan paling kredibel dibanding 15 negara lainnya. Makanya waktu melebur menjadi satu, semua sepakat menjadikan RI hasil gabungan seperti negara yang diproklamasikan 17 Agustus 1945.
Ketika melebur menjadi satu, yang menjadi presidennya adalah Soekarno dan wakilnya adalah Hatta. Sama seperti yang diamanatkan pada 17 Agustus 1945. Akhirnya, Soekarno kembali lagi ke Jogjakarta, ibukota RI untuk meminta kembali jabatan Presiden RI yang dipegang oleh Mr. ASSAAT. Soekarno bertemu Presiden RI itu pada 15 Agustus 1950.
Sejak hari itu, Mr. ASSAAT tidak lagi menjadi presiden RI. Dan Soekarno menjadi presiden RI kembali menggantikan Mr. ASSAAT pada 15 Agustus 1950 hingga dia disingkirkan secara diam-diam pada malam hari 22 Februari 1967.
Dengan penjelasan di atas, memaksa kita untuk mengakui SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA dan DATO MUDA ASSAT sebagai presiden RI. Tanpa mereka diakui, sama saja kita mengakui dan membenarkan bahwa negara RI yang merdeka 17 Agustus 1945, pernah mati, lalu hidup lagi, mati lagi dan hidup lagi. Mirip mahluk jadi-jadian.
Tanpa diakui pun, SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA dan DATO MUDA ASSAT adalah penjaga proklamasi 17 Agustus 1945. Sejarah tidak bisa berbohong, karena itu adalah fakta.
Bukan hanya tidak diakui peranan mereka, tetapi juga sisa hidup mereka setelah menjadi presiden RI, sering dinistakan karena perbedaan pandangan dengan penguasa masa Soekarno dan Soearto dalam melihat masa depan negara ini.
Yang saya ingat adalah SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA mempunyai cucu yang menjadi bayi tabung pertama dari pasangan keluarga Indonesia. Ketika saya masih SD lagi senang-senangnya mendengarkan Radio Australia Seksi Bahasa Indonesia semasa duduk di SD dan SMP, seorang penyiar wanitanya berwajah manis lesung pipit, yang bernama Sri Prawiranegara, melahirkan anak sebagai bayi tabung pertama berkebangsaan Indonesia di Australia.
Nama bayi tabung itu Yuki Fithriyah lahir 22 Juli 1982, sebagai anak dari Farid Prawiranegara, yang juga putra SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA.
Sedangkan Mr. ASSAAT tidak begitu terdengar namanya semasa Orde Baru. Yang saya ingat, justru ketika beliau wafat dalam ketidakperhatian pemerintah dan rakyat Indonesia atas perannya dalam mempertahanan proklamasi. Mereka secara sistematis sudah kita lupakan atas jasanya dalam proklamasi.
Sebaiknya pemerintah segera mengakui mereka sebagai presiden RI dan memberikan gelar kepahlawanan yang pantas untuk jasanya. Tanpa itu, sama saja kita mengakui bahwa Repbilik Indonesia yang lahir 17 Agustus 1945 adalah negara jadi-jadian. (*)

CATATAN:
Daftar presiden Republik Indonesia
1.      SOEKARNO …………………………………. 18 Agt 1945 – 19 Des 1948
2.      SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA …. 19 Des 1948 – 13 jul 1949
3.     S OEKARNO …………………………………. 13 Jul 1949 – 17 Des 1949
4.      DATO MUDA ASSAAT …………………. 17 Des 1949 – 15 Agt 1950
5.      SOEKARNO …………………………………. 15 Agt 1950 – 22 Feb 1967


Read more: http://baltyra.com/2010/08/05/serial-baltyra-orang-orang-terlupakan-dalam-proklamasi-sjafruddin-prawiranegara-dan-dato-muda-assaat/comment-page-6/#comments#ixzz3oswExbfn

Wayang Suluh, Wayang Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

WAYANG SULUH, WAYANG PERJUANGAN KEMERDEKAAN INDONESIA

ArtHistoryIndonesia
Nama wayang suluh saat ini sudah tidak terdengar lagi dan tidak banyak orang yang mengetahui tentang wayang ini. Wayang suluh telah berperan untuk menyebarkan semangat kebangsaan dan media perjuangan melawan penjajah Belanda. Kemunculan wayang ini bermula dari perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sejarah wayang suluh bermula dari R.M Sutarto Harjowahono asal Surakarta pada tahun 1920, membuat wayang untuk cerita-cerita biasa yang bersifat realistis. Pada awalnya wayang ini belum digunakan sebagai media perjuangan kemerdekaan Indonesia. Bentuk wayang suluh seperti manusia yang digambar miring dan diberi pegangannya seperti wayang kulit. Karena pementasannya berdasarkan cerita-cerita zaman sekarang, maka wayang tersebut dapat dikatakan semacam wayang sandiwara, yang kemudian menjadi wayang perjuangan. Bentuk tokoh-tokohnya baik dari segi potongan maupun pakaiannya mirip dengan orang dalam kehidupan sehari-hari.
wayang suluh | wayang perjuangan indonesia
Pada masa perjuangan kemerdekaan, orang-orang yang termasuk dalam Generasi Baru Angkatan Muda RI dan tergabung dalam Badan Konggres Pemuda RI di Madiun tahun 1947 telah berusaha menciptakan wayang suluh sebagai sumbangan kepada perjuangan pada waktu itu. Wayang Suluh yang diciptakan Badan Kongres Pemuda tersebut telah melepaskan diri dari tradisi wayang-wayang sebelumnya dan cukup representatif untuk memberi penerangan tentang dasar dan tujuan perjuangan Indonesia. Disebut wayang suluh karena fungsi pokok wayang ini lebih ditekankan bagi kepentingan penerangan (sesuluh).
Pagelaran wayang suluh dalam rangka perjuangan kemerdekaan pertama kali diselenggarakan pada 10 Maret 1947 bertempat di Gedung Balai rakyat Madiun Jawa Timur, dihadiri oleh wakil-wakil dari partai, badan jawatan, salah satu diantaranya hadir wakil dari Kementrian Penerangan Yogyakarta. Dalam pergelaran tersebut diadakan suatu sayembara pemberian nama jenis wayang baru itu, hasilnya bernama Wayang Suluh seperti sekarang, sebelumnya diberi nama wayang Merdeka.
wayang suluh | wayang perjuangan indonesia
wayang suluh | wayang perjuangan indonesia
Gambar-gambarnya ada yang menunjukkan tokoh-tokoh pejuang seperti Bung Karno, Bung Hatta, Sutan Syahrir, ada pula yang menggambarkan tokoh-tokoh Belanda., Jepang, tentara Gurka dan tentara Pelajar Indonesia, semua dilukiskan persis menurut keadaan sebenarnya. Musik yang digunakan dalam pergelaran wayang suluh bisa berupa gamelan, orkes, atau musik yang sedang digemari oleh masyarakat setempat. Lagu-lagunya ada yang klasik dan ada pula lagu menurut jamannya, misalnya lagu-lagu Selabinta, Pasir Putih, lagu-lagu Mars Pemuda, Sorak-sorak bergembira dan sebagainya.
Penyebaran wayang suluh kemudian dilaksanakan oleh berbagai pihak. Pada waktu Dewan Pimpinan Pemuda (DPP) seluruh Jawa dan Madura mengadakan konferensi (tanggal 1 april 1947), membagi 52 set Wayang suluh kepada para wakil DPP. Oleh DPP di masing-masing daerah dan cabang, wayang Suluh terus dikembangkan dan disebarluaskan sebagai alat penerangan dan alat penghibur yang sederhana tetapi dapat menambah wawasan rakyat.
wayang suluh | wayang perjuangan indonesia
wayang suluh | wayang perjuangan indonesia
Pada tanggal 2 Nopember 1947 Kementrian Penerangan Pusat telah berusaha untuk mengadakan pegelaran wayang suluh di Bangsal Kepatihan Danurejan Yogyakarta dengan dalang Ki Probohardjono, diiringi gamelan yang dipimpin Ki Wasitadipura atau lebih dikenal dengan sebutan Pak Tjakra beserta kawan-kawannya. Pergelaran tersebut dihadiri sekiatr 700 orang di antaranya Presiden Sukarno dan para menteri, pejabat dari militer dan sipil serta beberapa ahli kebudayaan. Atas perintah Bung Karno, presiden RI, peristiwa tersebut dikemas dalam sebuah lukisan seniman lukis yang cukup terkenal saat itu, Dullah. Sampai sekarang lukisan pagelaran wayang suluh tersebut masih disimpan di Museum Dullah Solo.
Menurut Ki Probohardjono, sekotak wayang suluh pertama kira-kira 30 buah yang dibuat dan dipakainya di Kepatihan Danurejan Yogyakarta telah dibawa ke Warsawa untuk ditampilkan pada Word International Youth Confference. Oleh karenanya, ia membuat Wayang suluh lagi untuk keperluan pagelaran selanjutnya, ada yang dari kulit, karton, ada pula yang dari tripleks, dan ada yang dari kayu.
wayang suluh | wayang perjuangan indonesia
Sejak awal perkembangannya, lakon-lakon wayang suluh bukan berasal dari cerita wayang purwa, tetapi sengaja dibuat dari sempalan-sempalan kejadian revolusi. Misalnya, proklamasi 17 Agustus 1945, Sumpah Pemuda, Perang Surabaya 10 November , Naskah Perjanjian Linggar Jati, Perjanjian Renville, Sang Merah Putih dan sebagainya. Oleh karena itu tokoh-tokoh dalam wayang suluh adalah Bung Tomo, Bung karno, Bung Hatta, Sutan Syarhrir, DR Mustopo, Ki Mangunsarkoro, Haji Agus salim, Dr. Sam Ratulangi, Walter Munginsidi, Van Mook, Van der Plas, Jenderal Spoor dan lain-lain.
sumber ]
[ via HiddenSkills Bloghttp://bit.ly/1r5Encu #HiddenSkills ]

Makam Astana GiriBangun




Kompleks Astana Giribangun yang megah dan luas berada di lereng barat Gunung Lawu. Tepatnya terletak di Desa Karang Bangun, Matesih, Karanganyar, sekitar 40 kilometer arah timur kota Solo. Makam itu dibangun di atas sebuah bukit, tepat di bawah Astana Mangadeg, komplek pemakaman para penguasa Istana Mangkunegaran, salah satu pecahan dinasti Mataram. Jika Astana Mangadeg berada di ketinggian 750 meter dpl, Giribangun pada 666 meter dpl.
Pemilihan posisi berada di bawah Mangadeg itu bukan tanpa alasan; untuk tetap menghormat para penguasa Mangkunegaran, mengingat Ibu Tien Soeharto mengaku keturunan Mangkunegoro III. Bahkan Giribangun disebut sebagai makam yang dikhususkan untuk keluarga Mangkunegaran yang keduabelas atau yang paling akhir. Kompleks makam ini mulai dibangun pada tahun 1974 dan diresmikan penggunaannya para tahun 1976. Peresmian itu ditandai dengan pemindahan abu jenazah Soemaharjomo (ayahanda Tien Soharto) dan Siti Hartini Oudang (kakak tertua Ibu Tien), yang keduanya sebelumnya dimakamkan di Makam Utoroloyo, salah satu makam keluarga besar keturunan Mangkunegaran yang berada di Kota Solo.
Astana Giribangun ialah salah satu objek wisata religi yang terletak di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Obyek wisata ini merupakan kompleks makam keluarga mantan Presiden Soeharto. Sebelum Astana Giribangun dibangun, sudah ada kompleks pemakaman keluarga Putra Mangkunegaran, yaitu Astana Mangadeg. Salah satu yang dimakamkan di sini adalah Kanjeng Pangeran Adi Pati arya Sri Mangkunegara I, yang terkenal dengan sebutan Pangeran Samber Nyowo. Letak Astana Giribangun yang berada di bawah Astana Mangadeg menunjukkan arti bahwa masih terdapat garis keturunan antara Sri Hartinah (Bu Tien) dengan keluarga Mangkunegaran III. Astana Giribangun dibangun tahun 1974, dan diresmikan pada hari Jumat Wage, tanggal 23 Juli 1976.

Astana Giribangun berada di atas bukit yang memiliki pemandangan alam yang indah, taman-taman yang menghijau, dan suasana yang rindang. Dari komplek pemakaman ini, pengunjung juga dapat melihat hamparan sawah yang menghijau. Untuk menuju Astana Giribangun, pengunjung harus melewati jalan berundak-undak yang berkelok-kelok dan menanjak. Namun, jangan pernah berpikir untuk capek selama berjalan menyusuri tangga tersebut, karena rasa capek itu akan terobati saat melihat keindahan pemandangan alam bukit ngaglik dari arah tangga ini. Jika dilihat dari gaya arsitekturnya, Astana Giribangun dibangun dengan mengadopsi model bangunan rumah khas jawa, yaitu joglo.

Astana yang memiliki luas sekitar 200 m2 ini, terbagi ke dalam tiga cungkup yang masing-masing bernama Cungkup Argotuwuh, Cungkup Argokembang, dan Cungkup Argosari yang merupakan cungkup tertinggi. Empat tiang utama di dalam Cungkup Argosari ini terbuat dari beton yang dihiasi dengan lapisan kayu ukiran asal Jepara. Selain itu, pada dasar tiang tersebut juga dihiasi dengan cincin-cincin yang terbuat dari logam kuningan yang kilaunya mirip dengan emas. Sedangkan lantainya terbuat dari marmer buatan Tulungagung.

Makam yang luas itu terdiri dari beberapa bagian. Di antaranya adalah bagian utama yang disebut Cungkup Argosari yang berada di dalam ruangan tengah seluas 81 meter persegi dengan dilindungi cungkup berupa rumah bentuk joglo gaya Surakarta beratap sirap. Dinding rumah terbuat dari kayu berukir gaya Surakarta.

Dalam penggunaan bahasa Jawa ada hierarki dalam bahasa. Dari paling halus atau tinggi adalah bahasa Kedaton, Krama Inggil, Krama Madya, Krama Deso, Krama Gunung dan Ngoko (bahasa paling kasar). Tingkatan bahasa untuk kuburan adalah: Astana (bahasa kedaton untuk keluarga keraton), pasareyan (krama inggil untuk priyayi), makam an (krama Madya/bahasa halusnya rakyat kota), jaratan (Krama Deso), kramatan (Krama Gunung), kuburan (Ngoko/paling kasar).

Jumat, 16 Oktober 2015

Pada 16 Oktober 1952 di Staf Umum Angkatan Darat (SUAD) di Jakarta, berlangsung rapat yang dihadiri Menteri Pertahanan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, KSAP, Mayjen TB Simatupang, KSAD Kolonel AH Nasution dan para Panglima teritorial se-Indonesia. Rapat membahas rencana pembangunan Angkatan Darat.

Rencana ini mendapat kecaman baik dari kalangan Parlemen maupun kalangan perwira AD sendiri. Suara dan mosi-mosi miring terhadap AD menjadi pokok pembahasan dalam rapat ini. Bebasa Daeng Lalo dari Partai Rakyat Nasional (PRN), pada 8 Oktober 1952, menuduh Menteri Pertahanan tidak nasionalis, karena program pembangunan AD mendapat bantuan Belanda, dengan mendatangkan tenaga-tenaga Belanda untuk mendidik perwira-perwira TNI.

Sebelumnya, pada 23 September, suatu mosi diajukan Zainul Baharuddin (didukung Partai Murba, Partai Buruh dan PRN), menuntut reorganisasi Kementerian Pertahanan dan Angkatan Perang, menyelidiki penyelewengan administrasi dan keuangan di lingkungan kedua instansi tersebut, menyusun undang-undang pertahanan nasional, pembentukan komisi khusus parlemen. 

Mosi Baharuddin disusul dengan mosi I J Kasimo. Mosi Kasimo dimaksudkan untuk menandingi mosi yang pertama. Kemudian menyusul mosi Manai Sophian dari PNI yang didukung PSII dan Nahdatul Ulama. Mosi Manai Sophian mengusulkan pembentukan Komisi Negara untuk memperbaiki struktur Kementerian Pertahanan dan Angkatan Perang serta mengakhiri bantuan Misi Militer Belanda. Pada 16 Oktober 1952, Parlemen melakukan pemungutan suara: menolak mosi Zainul Baharuddin dan menerima mosi Manai Sophian.

Geen Coup 
Hasil rapat di SUAD merumuskan usul yang akan disampaikan kepada Presiden. Usul, bukan tuntutan ataupun ultimatum. Jendral Simatupang menegaskan jangan ada seorangpun berpikiran melakukan aksi kudeta militer. “Mijne Heeren, geen coup!”, Simatupang mengingatkan.

Pernyataan Pimpinan AD terdiri dari tujuh butir dan di-kelompokkan menjadi dua, (1) keluhan para perwira mengenai keadaan nasional dan keadaan Angkatan Darat, oleh campur tangan politisi; (2) permohonan agar Presiden menggunakan wewenangnya sesuai konstitusi membubarkan Parlemen Sementara (DPRS) dan menggantinya dengan Parlemen hasil Pemilihan Umum.

DPRS dinilai sebagai sumber dari semua ketegangan dan pertentangan politik. Pernyataan itu diserahkan Letkol Sutoko kepada Presiden ketika KSAP, KSAD, para Panglima menghadap Presiden di Istana Merdeka pada 17 Oktober 1952. Di situ hadir pula Wakil Presiden Hatta, Perdana Menteri Wilopo, Sekretaris Kabinet, AK Pringgodigdo dan Pejabat Ketua Parlemen AM Tambunan. Kolonel Maludin Simbolon, Panglima Sumatra Selatan mengatakan, Angkatan Darat tak mau didikte oleh Parlemen yang dua-pertiga anggotanya pernah bekerja sama dengan Belanda sewaktu Perang Kemerdekaan. Sementara Kolonel Alex Kawilarang, Panglima Sumatra Utara, mengatakan, sulit mengendalikan keadaan di daerahnya bila rongrongan dan provokasi oleh para politisi yang memojokkan TNI tidak dihentikan.

Rencana pembangunan AD untuk menjadikannya profesional dan modern memecah AD dalam dua kelompok. Kelompok pendukung dikenal dengan sebutan “Blok SUAD.” Kelompok yang menolak, dimotori Kolonel Bambang Supeno dan Letkol Zulkifli Lubis, disebut “Blok Supeno-Lubis”. Blok Supeno-Lubis mencurigai rencana itu untuk mengeliminasi para perwira didikan Je-pang, yang belum setara dengan pendidikan militer di zaman Belanda.

Ke-curigaan diperbesar dengan adanya tiga kriteria dalam menentukan seseorang terus dalam dinas tentara, yaitu tingkat pendidikan, kesehatan dan usia. Kalau ini diberlakukan, bagian terbesar perwira eks Heiho, Peta atau Giyugun akan pensiun. Mereka menuduh Blok SUAD mengabaikan nasionalisme dan patriotisme, dan mengubah prajurit pejuang menjadi tentara gajian. Dan Presiden Soekarno condong ke grup penentang modernisasi AD.

Suatu waktu, Letkol Bahrun menemui Simatupang, menyampaikan pesan dari Kolonel Bambang Supeno untuk mengganti KSAD Nasution. Bambang Supeno memberitahukan kepada Bahrun bahwa Presiden sudah setuju, tinggal mengumpulkan tanda tangan para panglima. Ungkapan Bahrun mengejutkan Simatupang. Bahwa Presiden Soekarno sendiri terlibat untuk menghambat program pembangunan AD. Ia melaporkan kepada Menteri Pertahanan dan memberitahukan KSAD. Mereka dan para panglima territorial segera mengadakan pertemuan.

Mereka terkejut dan sangat marah karena Presiden Soekarno melanggar aturan konstitusional. Disepakati untuk membiarkan masalahnya mengendap dahulu beberapa jam atau satu hari. Tetapi semua yang hadir di pertemuan itu mengatakan harus segera menemui Presiden. 

Hij poep op mij” 
Simatupang menilpon istana dan meminta agar Presiden dapat segera menerima Menteri Pertahanan, KSAP dan KSAD. Permintaan itu dipenuhi dan mereka segera berangkat ke Istana. Menteri Pertahanan memulai pembicaraan, “kami datang untuk bertanya, apakah sebetulnya yang dikehendaki oleh Panglima Tertinggi”. Percakapan berlangsung lugas dan semuanya dalam bahasa Belanda. Dalam bukunya, Membuktikan Ketidakbenaran Suatu Mitos, Simatupang mengatakan ia meminta penjelasan kepada Presiden mengenai persoalan Bambang Supeno.

Presiden menjawab: “Als het zo is, laat het kenbaar maken.” (Kalau begitu, umumkan saja). Simatupang bereaksi, “Apabila seorang Kepala Staf Angkatan Darat dapat begitu saja diganti dengan pengumpulan tanda tangan dari para panglima, maka hal yang sama dapat terjadi pada para panglima dengan pengumpulan tanda tangan oleh para komandan resimen dan seterusnya. Dengan demikian tidak akan dapat dibangun suatu tentara yang baik. Menurut keyakinan saya apabila kita tak segera melaksanakan profesionalismedan modernisasi TNI dengan tetap memelihara kesetiaan yang mutlak terhadap Pancasila dan tetap menjunjung tinggi jiwa dan semangat perjuangan, maka pada suatu ketika dapat timbul di Indonesia seperti di Amerika Latin, dan hal yang lebih parah lagi dapat terjadi bahwa partai komunis akan merebut kekuasaan dan Pancasila akan diganti dengan komunisme....”Pertemuan selama lebih dari satu jam itu berakhir dalam suasana tegang. Simatupang berdiri meninggalkan Presiden tanpa berjabat tangan, hanya memberi hormat militer. Presiden Soekarno gusar dan merasa terhina oleh sikap Simatupang. Kepada Abdul Karim Pringgodigdo, ia mengatakan: “Hij poep op mij.(dia memberaki saya).” 

Peristiwa 17 Oktober 1952 adalah suatu gerakan spontan dalam bentuk demonstrasi yang dimotori sejumlah perwira AD. Demonstrasi diikuti ribuan massa sempat memasuki dan mengobrak-abrik ruang sidang Parlemen. Mereka lalu berkumpul di depan Istana Merdeka. Di sana sudah siap pasukan kavalri dan artileri Angkatan Darat lengkap dengan kendaraan lapis baja. Laras meriam dari pasukan artileri diarahkan ke Istana. 

Para demonstran mengajukan tuntutan agar Presiden membubarkan Parlemen, karena dinilai tidak membawakan aspirasi rakyat. Agar diadakan pemilihan umum untuk menentukan anggota Parlemen baru. Berbagai spanduk bertuliskan “Bubarkan Parlemen,” “Adakan Segera Pemilihan Umum,” “Pergunakan Pasal 84 Undang-undang Dasar Sementara,” dan sebagainya. Presiden Soekarno menyatakan tidak akan membubarkan Parlemen, karena tak mau menjadi diktator. Sebagai orator ulung, Soekarno berhasil membubarkan para demonstran. Kolonel Nasution diberhentikan. Posisi KSAP dihapuskan, untuk mendepak Simatupang. 

Penulis adalah mantan wartawan Sinar Harapan.
Foto: Peristiwa 17 Oktober 1952, tentara pasang meriam yang ditujukan kearah isatana.

Apa itu AL-WAHAN

Istilah wahan diungkapkan oleh Nabi Muhammad saw-tatkala menjelaskan kondisi umat manusia di masa akan datang. Penyakit wahan ini menjadi penyebab utama segala keburukan dan keterpurukan umat Islam sehingga karenanya mereka menjadi bulan-bulanan musuh-musuh islam. Bahkan lebih tragis lagi, Nabi Muhammad saw mengibaratkan mereka laksana makanan yang menjadi rebutan orang-orang rakus yang kelaparan.


Dari Tsauban radliyallahu 'anhu berkata, "Rasulullah saw bersabda, "Akan datang suatu masa, di mana bangsa-bangsa akan mengeroyok kalian seperti orang-orang rakus memperebutkan makanan di atas meja.


Ada seorang yang bertanya, 'Apakah karena pada saat itu jumlah kami sedikit?'


Rasulullah saw menjawab: 'Tidak, bahkan kamu pada saat itu mayoritas, akan tetapi kamu seperti buih di atas permukaan air laut. Sesungguhnya Allah telah mencabut rasa takut dari musuh-musuh kalian, dan telah mencampakkan penyakit al wahan pada hati kalian'.


Seorang sahabat bertanya: 'Ya Rasulallah, apa penyakit al wahan itu?.'


Rasulullah saw-menjawab: 'Al Wahan adalah penyakit cinta dunia dan takut mati' ". (HR. Abu Dawud, Ahmad, dan lainnya)


Sebab-sebab Wahan


Penyakit wahan timbul karena merasuknya cinta kepada dunia ke dalam hati manusia, seperti cinta berlebih kepada harta, benda, tahta, wanita, dan lainnya. Dari kecintaan dunia yang sangat berlebih nantinya akan melahirkan mental pengecut yang takut mati.


Cinta dunia dan takut mati saling berkait, laksana satu paket. Keduanya menjadi penyebab kehinaan dalam agama di hadapan musuh. Semoga Allah melindungi kita darinya.


Akibat dari penyakit wahan akan menumbuhkan keengganan berjuang dan berjihad untuk mempertahankan iman dan memperjuangkan agama. Padahal meninggalkan jihad merupakan sebab keterpurukan umat ini. Rasulullah saw bersabda:


"Jika kalian berdagang dengan sistem 'inah (salah satu bentuk riba), kalian ridha dengan peternakan, kalian ridha dengan pertanian dan kalian meninggalkan jihad maka Allah timpakan kepada kalian kehinaan yang tidak akan dicabut sampai kalian kembali kepada agama kalian." (HR. Ahmad, Abu Daud dan yang lainnya, dishahihkan oleh Al-Albani dalam al Silsilah, No. 11)


hadits ini menyimpulkan bahwa dalam hadits terdapat celaan dan ancaman bagi orang yang sibuk dengan pertanian dan peternakannya di saat musim jihad. Dari situ dapat disimpulkan bahwa di antara dimaksud dengan Dien (yang menjadi solusi dengan kembali padanya) dalam hadits ini adalah Jihad. Karena shalat, zakat, puasa, haji dan dzikir tidak akan mampu mengangkat umat ini dari kehinaan. Semua ibadah ini memang merupakan bagian dari Ad-Dien dan mempunyai peran penting, dalam melenyapkan kehinaan ini.


Manusia pada dasarnya ingin kaya, pangkat tinggi, memiliki pangaruh yang besar, terkenal di mana-mana, dan mempunyai istri yang cantik. Manakala seseorang telah mencapai keinginannya sementara aturan-aturan Allah tidak dipergunakan dalam mengatur dan mengendalikan kekayaan dunianya, maka inilah yang disebut materialistis, alias cinta dunia.


Faham materilisme ini sama sekali tidak dibolehkan dalam ajaran Islam, bahkan adalah merupakan musuh Islam yang tergolong utama. Faham ini merupakan warisan dari Iblis la'natullahi'alaihi, yang memang kehadiran dan keberadaanya di dalam diri hanya untuk menggoda agar manusia rusak, sehingga (pada akhirnya kelak) menjadi penghuni neraka bersama Iblis.


Kepada Iblis Allah Subhanahu wa Ta'ala bertanya: "Apakah yang menghalangimu sujud kepada Adam?" Iblis menjawab: "Aku lebih baik daripada Adam. Engkau ciptakan aku dari api dan Engkau menciptakannya dari tanah ?" (QS.Al-A'raaf: 12).


Setidaknya ada empat hal yang menyebabkan timbulnya penyakit wahan di masyarakat muslim, yakni:


Kaum muslimin banyak yang belum memahami karakteristik ajaran Islam itu sendiri. Akibatnya, dengan mudah mereka menerima faham-faham yang tidak sesuai ajaran Islam. Mereka hanya menerima hal-hal yang sesuai dengan tuntutan hawa nafsunya. Sedangkan hal-hal yang jelas berdasarkan prinsip-prinsip ajaran Islam dilihat dan disikapinya sebagai suatu beban dan menyusahkan kehidupan. Mereka merasa ragu dan telah phobi terhadap Islam.


Pengaruh racun berpikir yang disuntikan sejak lama oleh musuh-musuh Islam terhadap kaum muslimin. Proses pencekokan tersebut berlangsung dengan demikian halus dan terorganisir, sehingga umat Islam menjadi lemah dan terpecah-pecah. Hal itu sesungguhnya amat kita lihat dan rasakan.


Kekuasaan militer, politik dan pemerintahan yang tidak berada di tangan kaum muslim sehingga urusan umat Islam diserahkan kepada orang-orang kafir lagi fujur, fasik dan munafik. Mereka mengangkangi kaum muslimin dalam berbagai bidang.


Untuk mewujudkan cita-citanya musuh-musuh Islam (Yahudi dan Nasrani) merancang taktik strategi untuk menghadapi umat Islam. Mereka memanfaatkan kekayaan, ilmu pangetahuan, dan teknologi yang mereka miliki untuk menghadapi dan memperdaya umat Islam. Sehingga situasi dan kondisi dunia lslam benar-benar dalam keadaan lemah, terbelakang, terpecah-pecah, dan malah sesama umat Islam itu sendiri saling beradu dan bermusuhan.


Membasmi Penyakit Wahan


Penyakit wahan ini bisa diatasi dengan jalan bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan kembali kepada tuntunan ajaran Islam.Mereka yang merasa bahwa penyakit ini telah menghinggapi dirinya hendaklah melakukan langkah-langkah berikut :


Meningkatkan keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan hari akhir, sampai pada derajat yakin. Dengan keyakinan ini penyakit cinta dunia atau takut mati akan hilang.


"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS. Al Hadid:20)


Selalu mengkaji dan memahami ajaran Islam, terutama bidang akidah, yang merupakan inti ajaran Islam.


"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang Hak) melainkan Allah." (QS.Mubammad: 19)


Menghayati perspektif Islam terhadap konsep kebahagiaan dunia dan akhirat. Sesungguhnya Islam tidak mengharamkan dunia dan perhiasannya, akan tetapi menjadikannya sebagai alat untuk mencapai kehidupan dan kebahagjaan akhirat.


Meningkatkan dan memantapkan ibadah dan pendekatan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dengan demikian maka sifat qana'ahnya muncul dan menjadi citra diri dan kehidupannya. Rasa syukurnya semakin meningkat, dan tawadhu (rendah hati) akan menjadi benteng dan sekaligus penghias dirinya.


"Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."(QS An-Nahl:96).


Berjihad di jalan Allah dengan segenap kemampuannya yang ada. Karena orang yang berjihad telah menjual diri dan hartanya kepada Allah dengan surga. Dan ini adalah sebesar-besar ketundukan kepada-Nya dan sebesar-besar pengorbanan untuk-Nya. Maka tepat sekali jika Allah menjamin hidayah bagi orang yang benar dalam jihadnya.


"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Furqaan :52)


==


"Dunia adalah penjara bagi orang mukmin, dan sebagai syurga bagi orang kafir"


Ket.: Dunia bagi orang Mukmin & Muslim seperti penjara karena manusia terikat oleh hukum agama yg tidak boleh dilanggar, sedangkan yg demikian terhadap si kafir seperti syurga karena tidak terikat dalam hukum agama (syariat).


"Perumpamaan orang Mukmin seperti tanaman (pohon) yg senantiasa angin itu mencondongkannya, dan selamanya orang Mukmin itu ditimpa bencana. Sedangkan perumpamaan bagi orang yg munafik seperti pohon kayu yg tidak bisa digoyangkan hingga pohon itu ditebang"


Sungguh, seseorang yang hendak menegakkan agamanya pada hari itu terasa sangat berat. Rasulullah shallallahu alaihi wassalam bersabda: ”Akan datang suatu zaman kepada manusia di mana orang yang memegang agamanya ibarat orang yang menggenggam bara api.”(HR Tirmidzi 2140)


"Sesungguhnya yg pertama kali keluar (dari tanda kiamat) adalah Dajjal."


"Mulai dari kehidupan Nabi Adam hingga terjadinya kiamat nanti ada kejadian (atau makhluk) yg lebih besar (hebat) keadaannya dari (fitnah) yg ditimbulkan oleh Dajjal (si Mata Satu)"


"Dajjal (=Si Pembohong) itu matanya buta sebelah kiri, rambutnya kusut (tidak teratur), ia membawa syurga (=kesenangan) dan neraka (=kesusahan), maka yg disebut nerakanya itu maka yg sebenarnya adalah syurga (=bisa membawa ke syurga di akhirat), sedangkan syurganya adalah neraka (=bisa membawa pada kehidupan di neraka akhirat)."


"Sesungguhnya Dajjal itu akan keluar, dan ia akan membawa air dan api. Dan adapun yg kelihatan manusia dg bentuknya seperti air itu maka hal itu adalah api yg membakar. Dan adapun yg kelihatan oleh manusia berupa api itu maka hal itu adalah air yg dingin yg rasanya tawar. Maka jika mendapatkan hal itu bagimu maka jatuhkanlah pada yg kelihatan seperti api, sesungguhnya hal itu adalah air yg tawar dan baik (enak)."


(Sikap yang harus diambil & Kondisi ketika terjadinya fitnah yg hebat...) ‘Irbadz ibnu Sariyyah berkata, “Jika zaman itu telah muncul dan menyebar api fitnah di sekelilingmu, maka cepat-cepat padamkan ia dengan taqwa”. Karena fitnah tersebut akan melibas semua. “Cepat-cepatlah kalian beramal shalih (sebelum datang) fitnah seperti malam gulita. Seseorang pada saat itu pagi-pagi dalam keadaan beriman dan sore hari menjadi kafir, atau sore hari dalam keadaan beriman namun bangun pagi menjadi kafir. Dan menjual agamanya dengan harga dunia yang murah.”


Juga ada beberapa hadits lain yg diriwayatkan oleh Imam Ahmad yg menarik untuk dicermati:


"Berbagai bangsa akan mengerubuti kalian sebagaimana orang-orang rakus mengerubuti makanan." Seseorang bertanya, "Apakah karena jumlah kami sedikit pada saat itu?" Rasulullah Saw menjawab, "Kalian pada saat itu bahkan berjumlah banyak. Namun, kalian seperti buih di lautan." (HR Abu Dawud & Ahmad)


Imam Ahmad meriwayatkan sebuah hadits Rasulullah saw yang memuat ringkasan sejarah Ummat Islam sejak awal hingga mendekati yaumul-Qiyamah.


“Masa kenabian akan berlangsung pada kalian dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah, lalu Allah mengangkatnya, setelah itu datang masa kekhalifahan mengikuti manhaj kenabian, selama beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah, lalu Allah mengangkatnya, setelah itu datang masa raja-raja yang menggigit selama beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah, lalu Allah mengangkatnya, setelah itu datang masa raja-raja yang memaksakan kehendak dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah, setelah itu akan terulang kembali kekhalifahan mengikuti manhaj kenabian. Kemudian beliau terdiam.” (Hadits hasan riwayat Imam Ahmad)